CERPEN 2

THE POWER OF KEPEPET

Ting tung ting tung, begitulah suara saat aku membuka laptop pertama kali. Waktu itu aku baru saja bangun tidur, belum cuci muka dan belum sikat gigi. Tidak peduli keadaan sekitar, aku pasang modem untuk kulanjutkan online social network. Facebook, twitter, mesengger, skype, twoo, netlog, google+ yang pertama kali aku buka, entah mengapa setiap hari aku selalu bergelut dengan dunia maya. Kuhabiskan hari-hariku dari pagi sampai malam di dunia maya, entah itu chatting, webcam, ataupun callphone. Tak peduli dengan ponselku lagi, dulu ponsel yang selalu kupegang kini entah apa kabarnya karena aku lupa meletakkannya. Setelah ada laptop dan modem hidupku berubah drastis, dulu yang aku sering bermain bersama teman-teman, kini mendadak hidupku berada di dunia maya.
Suatu ketika saat aku browsing aku menemukan sebuah situs internet tentang kontak jodoh. Akupun mulai tertarik, aku lihat isi dan prosedur yang ada dalam kontak jodoh tersebut. Setiap hari aku selalu melihat perkembanganku yang ada dalam situs tersebut. Tak lupa juga aku selalu chatting dengan siapaun yang aku jumpai di dunia maya. Hingga suatu ketika aku mendengar suara ponselku berbunyi berulang-ulang kali, aku cari-cari ponselku kesana kemari, tapi yang terdengar hanya suaranya saja tanpa tau entah di mana ponsel itu. Ponsel itu kembali berbunyi lagi, aku kembali mencarinya lagi. Hingga pencarianku terhenti di sebuah lemari pakaianku, ternyata ponselku berada dalam tas yang diletakkan di atas lemari. Aku melihat ponselku, kagetnya ketika aku melihat tulisan di layar ponsel “41 panggilan tak terjawab dan 15 pesan baru. Kubaca pesan singkat itu satu persatu, shock dan panik ketika aku membaca isi pesan itu, yang ternyata adalah pemberitahuan tentang pengumpulan Tugas Akhirku tinggal  dua minggu lagi terhitung dari hari kemarin. Aku panik sekali karena sama sekali aku belum membuatnya, jika tidak mengumpulkan tepat waktu aku tidak bisa ikut wisuda, bahkan untuk lulus pun tidak mungkin. Aku heran dan bingung dengan info yang aku dapatkan ini.
Tugas akhir selama ini tidak menjadi pikiranku, kuhabiskan hari-hariku di dunia maya, aku. Bingung dan pusing mulai kurasakan, bagaimana tidak tugas akhir yang sekiranya menentukan aku lulus atau tidak belum aku kerjakan sama sekali bahkan mengetikkan judul pun aku belum. Aku bertanya kepada teman-temanku  bagaimana tugas akhir mereka. Ternyata jawaban mereka sangat mencengangkan, banyak yang hamper jadi, bahkan ada yang sudah jadi. Khawatir menghampiriku, bimbingan tugas akhir pertama kali pun belum aku jalani sama sekali. Bagaimana aku bisa membuat tugas akhir dalam waktu dua minggu? Ucapku dalam batin. Langsung seketika aku menutup semua tab dalam jendela browsing.
 Aku mulai mengetik judul tugas akhir yang akan aku buat. Tanpa memikirkan lapar dan haus, terus menerus aku mengerjakan tugas akhirku, sampai setengah jalan aku menghentikan pekerjaanku, aku langsung bertolak ke kampus untuk melakukan bimbingan pertamaku. Sampai aku di kampus, kutunggu dosen pembimbingku datang. Berjam-jam aku menunggu dikampus menunggu datangnya dosenku. Malam hampir tiba dosenku pun belum datang juga. Aku mulai putus asa menunggu dosen pembimbingku. Aku memutuskan untuk pulang ke rumah, saat aku persiapan akan pulang, dosenku datang dan seketika aku bergegas menjauh dari kendaraan lalu menuju ruangan dosen. Aku disilahkan masuk oleh dosenku, aku ajukan Tugas akhirku yang hanya baru awalnya saja.  
Kamu bagaimana sih? Mengapa masih bab 1 yang kamu ajukan? Kamu itu niat membuat tugas akhir atau tidak?” ujar bu Diah marah.
 Aku tertunduk malu dengan perkataan dosenku.
Ya sudah besok kamu ke sini untuk ajukan materi selanjutnya!”
“Belum saya kerjakan bu.”
“Belum?! Lalu yang sudah kamu kerjakan apa?!
“Masih ini bu.” Aku semakin malu.
“Terserah kamu saja, ibu tidak menjamin kamu dapat lulus. Ibu beri kesempatan waktu sampai minggu terakhir. Jangan lupa buat websitenya!”
“Iya bu, terima kasih.” Aku keluar ruangan dosen dengan wajah pucat dan lemas.
Sampai di rumah aku langsung bergegas mengerjakan tugas akhirku. Tiga hari tiga malam aku tidak tidur dan selalu bersama laptopku terus-menerus. Aku fokuskan semua pikiranku untuk mengerjakan tugas akhir itu, dan akhirnya aku selesai mengerjakan tugas akhir itu. Entah mengapa kalau waktu sudah hampir deadline pikiranku lancar dan ide-ide yang cemerlang keluar dari kepalaku. Waktu yang sudah ditentukan tiba, aku segera kembali menuju kampus untuk melakukan bimbinganku yang kedua. Kuajukan semua hasil pekerjaanku yang sudah aku kerjakan selama tiga hari tiga malam tanpa tidur.
“Bagaimana? sudah sampai mana kamu mengerjakannya?
“Sudah selesai bu.”sambil kuserahkan pekerjaanku.
Bu Diah mulai mengecek lembar demi lembar hasil pekerjaanku.
“Mana website-nya?” bu Diah memintaku menunjukkan website buatanku. Kubuka laptopku dan kutunjukkan website hasil pekerjaanku. Dicek kembali website hasil pekerjaanku oleh dosen pembimbingku. Aku terdiam melihat raut wajah dosenku yang serius mengecek pekerjaanku, dalam wajah keseriusannya dosenku berkata

“Kamu itu sebenarnya cerdas mas, hanya saja kamu itu males, kalau tidak kepepet pasti kamu belum mengerjakan.” Ujar bu Diah kepadaku. Tersenyum lebar aku mendengar ucapan dosenku itu. Aku keluar dari ruang dosen dengan hati yang sangat bahagia dan berseri-seri. Tak kusangka selama tiga hari tiga malam tidak tidur ternyata ada hasilnya juga. Setelah beberapa bulan hasil tugas akhirku itu mendapat nilai A. Aku tersenyum lebar dan siap untuk diwisuda. Aku bangga dengan diriku, tetapi aku berjanji aku tidak akan mengerjakan sesuatu dengan waktu yang sudah kepepet.

No comments :

Post a Comment