THE POWER OF KEPEPET
“Ting
tung ting tung”,
begitulah suara saat aku membuka laptop pertama kali. Waktu itu aku baru saja bangun tidur, belum cuci muka dan belum sikat gigi. Tidak peduli keadaan sekitar, aku pasang
modem untuk kulanjutkan online
social network. Facebook, twitter, mesengger, skype,
twoo, netlog, google+ yang pertama kali aku buka, entah mengapa setiap hari aku selalu bergelut dengan
dunia maya. Kuhabiskan
hari-hariku dari pagi sampai malam di
dunia
maya, entah itu chatting, webcam, ataupun callphone. Tak peduli dengan ponselku
lagi, dulu ponsel yang selalu kupegang
kini entah apa kabarnya
karena aku lupa meletakkannya. Setelah ada laptop dan modem
hidupku berubah drastis, dulu yang aku sering
bermain bersama teman-teman, kini mendadak hidupku berada di
dunia maya.
Suatu
ketika saat aku browsing aku menemukan sebuah situs internet tentang kontak
jodoh. Akupun mulai tertarik, aku lihat isi dan prosedur yang ada dalam kontak
jodoh tersebut. Setiap hari aku selalu melihat perkembanganku yang ada dalam
situs tersebut. Tak lupa juga aku selalu chatting
dengan siapaun yang aku jumpai di
dunia
maya. Hingga
suatu ketika aku mendengar suara ponselku berbunyi berulang-ulang kali, aku cari-cari
ponselku kesana kemari,
tapi
yang terdengar hanya suaranya saja tanpa tau entah di mana ponsel itu. Ponsel itu kembali
berbunyi lagi, aku kembali mencarinya lagi. Hingga pencarianku terhenti di
sebuah lemari pakaianku, ternyata ponselku berada dalam tas yang
diletakkan di atas
lemari. Aku melihat
ponselku, kagetnya ketika aku
melihat tulisan
di layar ponsel “41
panggilan tak terjawab dan 15 pesan baru”. Kubaca pesan singkat itu satu
persatu, shock
dan panik
ketika aku membaca
isi pesan itu, yang ternyata adalah pemberitahuan tentang pengumpulan Tugas Akhirku
tinggal dua
minggu lagi terhitung dari hari
kemarin. Aku panik sekali
karena sama sekali aku belum membuatnya, jika tidak mengumpulkan
tepat waktu aku tidak bisa ikut wisuda, bahkan untuk lulus pun tidak mungkin.
Aku heran dan bingung dengan info yang aku dapatkan ini.
Tugas
akhir selama ini tidak
menjadi pikiranku, kuhabiskan hari-hariku di dunia maya, aku. Bingung dan pusing mulai
kurasakan, bagaimana tidak tugas akhir yang sekiranya menentukan aku lulus atau
tidak belum aku kerjakan sama sekali bahkan mengetikkan judul pun aku belum.
Aku bertanya kepada
teman-temanku bagaimana tugas akhir mereka. Ternyata jawaban
mereka sangat mencengangkan, banyak yang hamper jadi, bahkan ada yang sudah
jadi.
Khawatir menghampiriku, bimbingan tugas akhir pertama kali pun belum aku jalani sama sekali. Bagaimana
aku bisa membuat tugas akhir dalam waktu dua minggu? Ucapku dalam batin. Langsung seketika aku
menutup semua tab dalam jendela browsing.
Aku mulai mengetik judul tugas akhir
yang akan aku buat. Tanpa memikirkan lapar dan haus, terus menerus aku
mengerjakan tugas akhirku, sampai setengah jalan aku menghentikan pekerjaanku,
aku langsung bertolak ke kampus
untuk melakukan bimbingan pertamaku. Sampai aku di kampus, kutunggu dosen pembimbingku
datang. Berjam-jam aku menunggu dikampus menunggu datangnya dosenku. Malam
hampir tiba dosenku pun belum datang juga. Aku mulai putus asa menunggu dosen
pembimbingku. Aku memutuskan untuk pulang ke
rumah,
saat aku persiapan akan pulang,
dosenku
datang dan seketika
aku bergegas menjauh dari kendaraan lalu menuju ruangan dosen. Aku disilahkan masuk oleh
dosenku, aku ajukan Tugas akhirku yang hanya baru awalnya saja.
“Kamu
bagaimana
sih? Mengapa
masih
bab 1 yang kamu ajukan? Kamu
itu
niat membuat
tugas akhir atau tidak?” ujar bu Diah marah.
Aku tertunduk malu
dengan perkataan
dosenku.
“Ya
sudah
besok kamu ke sini
untuk ajukan
materi selanjutnya!”
“Belum
saya kerjakan bu.”
“Belum?!
Lalu
yang sudah
kamu kerjakan apa?!”
“Masih ini bu.” Aku semakin
malu.
“Terserah kamu saja, ibu tidak menjamin kamu dapat lulus. Ibu beri kesempatan waktu sampai minggu terakhir. Jangan lupa buat websitenya!”
“Iya
bu,
terima kasih.” Aku keluar ruangan dosen dengan wajah pucat dan
lemas.
Sampai di rumah aku langsung bergegas mengerjakan
tugas akhirku. Tiga hari tiga malam aku tidak tidur dan selalu bersama laptopku
terus-menerus. Aku fokuskan semua pikiranku untuk
mengerjakan tugas akhir itu,
dan
akhirnya aku selesai mengerjakan tugas akhir itu. Entah mengapa kalau waktu sudah hampir deadline pikiranku
lancar dan
ide-ide yang cemerlang
keluar dari kepalaku. Waktu yang sudah ditentukan tiba, aku
segera kembali menuju kampus untuk melakukan bimbinganku yang kedua. Kuajukan semua hasil pekerjaanku yang sudah aku kerjakan
selama tiga hari tiga malam tanpa tidur.
“Bagaimana?
sudah
sampai
mana kamu mengerjakannya?”
“Sudah
selesai bu.”sambil
kuserahkan pekerjaanku.
Bu Diah mulai mengecek
lembar demi lembar hasil pekerjaanku.
“Mana
website-nya?” bu Diah memintaku menunjukkan website buatanku. Kubuka laptopku dan kutunjukkan website hasil pekerjaanku. Dicek kembali
website hasil pekerjaanku oleh dosen
pembimbingku. Aku terdiam melihat raut wajah dosenku yang serius mengecek
pekerjaanku, dalam wajah keseriusannya dosenku berkata
“Kamu
itu sebenarnya cerdas mas, hanya saja kamu itu males, kalau tidak kepepet pasti kamu belum
mengerjakan.” Ujar bu Diah
kepadaku. Tersenyum lebar aku mendengar ucapan dosenku itu.
Aku keluar dari ruang dosen dengan hati yang sangat bahagia dan berseri-seri. Tak
kusangka selama tiga hari tiga malam tidak tidur ternyata ada hasilnya juga. Setelah beberapa bulan hasil tugas akhirku itu mendapat nilai A. Aku tersenyum lebar dan siap
untuk diwisuda. Aku bangga
dengan diriku, tetapi aku berjanji aku tidak akan mengerjakan sesuatu dengan
waktu yang sudah kepepet.
No comments :
Post a Comment